Kamis, 18 April 2013

SUKA DUKA SANG PENYAPU JALANAN


Mungkin kita sudah pernah mendengar istilah pasukan kuning. Pasukan kuning adalah mereka yang bekerja pada Dinas Kebersihan, mereka terbagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai tukang sapu jalan dan sebagai pengangkut sampah dari tempat- tempat sampah ke Tempat Pembuangan Akhir.
Di sebut sebagai pasukan kuning mungkin karena seragam yang mereka kenakan. Warna kuning di gunakan supaya para pengguna jalan dengan jelas dapat memperhatikan ada sosok petugas yang tengah menjalankan fungsinya sebagai penyapu jalan.

Munir (44) adalah salah seorang dari pasukan kuning yang sudah mengabdi selama 33 tahun, tepatnya sejak april tahun 1976 hingga sekarang. Munir bekerja di bagian penyapu jalan. Munir sudah harus mulai menyapu jalan pada pukul 04.30 dengan menggunakan seragam kuning kesayangannya, yang warna kuningnya sudah pudar. Dia berkeliling menyapu jalan hingga pukul 10.00. Pukul 10.00 - 13.30 dia gunakan untuk kerja serabutan. Dinas Kebersihan juga memberi kesempatan untuk kerja lembur, yaitu mulai pukul 13.30 - 16.00. Dengan cara kerja yang seperti itu, maka Munir bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.

Dalam pekerjaannya itu, Munir sering manyapu uang receh 100 rupiah hingga 1.000 rupiah yang tercecer di jalan.Selain itu sendok dan garpu pun sudah sangat sering di temukan di jalan- jalan. Juga sampah dari tempat bekas pesta, semua itu di kumpulkan hingga banyak, kemudian di jual.
Suka duka telah di alami Munir selama bergumul dengan sampah dan hiruk pikuknya lalu lintas jalan raya. Dua kali Munir mengalami kecelakaan tertabrak mobil. Setelah itu Munir harus istirahat di rumah untuk beberapa saat lamanya menunggu luka- lukanya sembuh.

Selain sering menyapu uang receh, Munir sering menjumpai tindak kejahatan, seperti aksi penjambretan oleh penjahat di jalanan. Tetapi, sebagai orang yang hanya melihat, reaksinya pun sebatas terkesima. Mau menolong tidak bisa karena keberadaannya yang tidak menguntungkan. Dia hanya memberi pesan tentang jalur- jalur yang rawan jambret dan mengharapkan agar pengguna jalan berhati- hati.

Ada dua hal dalam diri Munir yang bisa kita contoh, yaitu ketekunan dan kearifan memanfaatkan waktu. Munir tekun menjadi seorang penyapu jalan karena termotivasi oleh rasa tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Munir secara arif menggunakan kesempatan untuk menambah penghasilan.
Apakah anda sekarang sedang mendapatkan pekerjaan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan anda? Jangan cepat menyerah. Kerjakan saja pekerjaan yang menjadi begian anda dengan tekun. Kalau mungkin anda bisa menggunakan waktu- waktu kosong tanpa mengganggu waktu kerja anda untuk mencari tambahan penghasilan. Suatu saat anda menjadi orang yang berhasil.


KETEKUNAN DAN KEBIJAKSANAAN MENJAUHKAN SESEORANG DARI KEKURANGAN DAN MENDEKATKAN PADA KEBERHASILAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar