Minggu, 07 April 2013

SUATU HARI NANTI



Orang- orang mengenang tahun pertengahan tahun 1680-an sebagai masa pembunuhan bagi orang- orang kristen di Skotlandia. Sementara itu seorang Kristen yang bernama john Brown mencintai seorang wanita bernama Isabell Weir.
Ketika melamar wanita itu, ia memperingatkan kepadanya, " Suatu hati nanti aku akn memeteraikan kesaksianku dengan darah." Isabell pun menjawab, " Tuhan akan memberikan kasih karunia kepadaku, dan aku akan menjadi penghiburanmu."

 Karena kondisi yang mengancam saat itu, mereka menikah secara diam- diam dan hanya disaksikan oleh seorang hamba Tuhan yang bernama Alexander Peden. Setelah janji nikah di ucapkan, Peden berkata kepada Isabell, " Suamimu adalah orang yang baik. Simpanlah kain lenan di sampingmu karen akan tiba hari ayang sengat tidak engkau sangka di mana ia akan diambil dari padamu."

Keluarga Brown melayani dengan setia, kehidupan mereka selalu diwarnai dengan doa dan mereka hidup bahagia. Tuhan mempercayakan kepada mereka dua orang anak dan tidak sedikit para pengkhotbah yang di kejar- kejar oleh kerajaan di sembunyikan di rumah mereka.

Pada suatu pagi di tahun 1685, Brown bangun dan menyanyikan Mazmur 27. Sesudah itu para prajurit mengepung sekitar rumahnya dan menggiring keluarga itu ke sebuah lapangan.
Brown pun berlutut dan berdoa. Ia berdoa bagi istrinya yang saat itu sedang mengandung anak mereka yang ketiga, dan bagi ank- anaknya. sesudah berdoa ia berdiri dan memeluk istrinya sambil berkata, " Sekarang sudah tiba hari yang dulu pernah kukatakan kepadamu ketika melamarmu."
" Tidak mengapa, aku bersedia berpisah denganmu," jawab istrinya tegar.

Sesudah mencium anak- anaknya, dengan sebuah pistol komandan menembak kepala Brown.
Kepada Isabell, komandan itu berkata, " Sekarang aku ingin tahu bagaimana pendapatmu mengenai suamimu?". dengan berani Isabell menatap sang komandan dan berkata, " Aku tidak pernah sebangga seperti saat ini terhadap suamiku."

Ada harga yang harus di bayar ketika kita mengikut Yesus atau menyerahkan diri untuk melayaniNya. Orang yang benar- benar menyerahkan hidupnya bagi Yesus akan siap sedia  untuk segala kemungkinan yang terburuk di dalam perjuangan imannya.
Tetapi satu yang menjadi pegangan kita yang kuat, bahwa jika kita setia sampai mati, maka kita akan menerima mahkota kehidupan. tetaplah tegar dan bertahan dalam perjuangan iman!

TANTANGAN IMAN ORANG SANGAT BESAR, TETAPI KEMULIAAN YANG TERSEDIA BAGI MEREKA JAUH LEBIH BESAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar