Usianya baru enam tahun, tetapi dia sudah harus merasakan bagaimana hidup seorang diri. Ah long, kehilangan kedua orang tuanya karena penyakit AIDS yang merenggut nyawa mereka. " Jangan dekati atau bermain dengannya." demikian para orang tua melarang anaknya bermain dengan Ah long. " Maaf kami terpaksa mengeluarkanmu dari sekolah karena anak- anak dan para orang tua merasa takut dengan kehadiranmu," kata kepala sekolah kepadanya. " Kamu harus tinggal sendiri di rumah orang tuamu, Nenek tidak bisa mengambil resiko untuk hidup bersamamu Ah long," kata neneknya. " Awas saja kalau kamu masih berani datang ke sekolah, kami akan mencelakakanmu," beberapa orang tua wali murid mengancam.
Warga yang menaruh kasihan kepadanya kadang memberikan beras, pakaian bekas dan lain- lain. Neneknya hanya sesekali saja datang untuk memasak makanan baginya. Bahkan dokter pun tidak mau mengobatinya apabila ia sakit. Ah long kini mengerti bahwa tidak seorang pun yang mau mendekatinya termasuk nenek kandungnya, kecuali seekor anjing yang masih setia bersamanya.
Ia masih terlalu kecil untuk mengerti, tetapi ia tidak pernah bertanya mengapa hidupnya begitu berat. Terlihat wajah yang jarang menampakkan kesedihan, bahkan ia seperti menikmati hidupnya yang demikian berat. Ia hanya bisa bermain dan bercerita kepada anjingnya, yang selalu menjadi sahabat dan teman hidupnya. Ia hanya tahu bahwa ia dikucilkan oleh warga desa Gn.Malu di propinsi Guangxi, Tiongkok karena ia adalah anak dari orang yang mengidap penyakit AIDS dan di dalam darahnya mengalir virus HIV. Kadang- kadang ada warga yang memberikan koran kepadanya untuk di baca agar ia tidak tertinggal berita.
Sekalipun hidup terisolasi dari masyarakat, tetapi ia tidak bersedih dan menangisi hidupnya, Justru di saat seperti ini, ia menunjukkan bahwa ia bisa mengurus hidupnya sendiri. Kini di usia yang masih belia, tangan- tangannya yang masih mungil sudah bisa mencuci pakaian, memasak bahkan menanam cabai, daun bawang, serta sayur- sayuran untuk dijual ke pasar demi mendapatkan uang. Ia tidak mengeluh, tetapi ia tetap berusaha dan belajar bagaimana mempertahankan hidup. Ia juga tidak takut kepada kesehatannya.
Bersyukur kalau sampai hari ini kita masih diberkati Tuhan dengan kesehatan dan keluarga, serta teman- teman yang mencintai kita. Hidup terisolasi dari keluarga dan lingkungan bukanlah kehidupan yang bahagia, apalagi di alami oleh seorang anak berusia 6 tahun seperti Ah long.
Mari kita belajar adri Ah long, yang tidak pantang menyerah di dalam menghadapi liku- liku kehidupannya. Ia mau berusaha dan tetap bekerja bahkan belajar hidup mandiri untuk tetap mempertahankan hidupnya.
Masalah apapun yang kita alami saat ini, jangan jadikan itu sebagai alasan untuk membuat kita berhenti melangkah. tetaplah berjalan sekalipun itu sangat sulit, karena tangan Tuhan yang selalu menopang dan menguatkan kita.
SEGALA SESUATU AKAN MENJADI YANG TERBAIK APABILA MEREKA MENGAMBIL YANG TERBAIK DARI SEGALA SESUATU YANG TERJADI.
,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar