Daniel Dancer salah satu orang Inggris yang terkenal pelit, ia meninggal pada tanggal 30 September 1794. Ia adalah generasi ketiga dari orang pelit, sifat pelit kakek dan ayahnya menurun kepadanya.
Meskipun memiliki tanah dan pemasukan tahunan yang banyak, ia hanya makan sekali dalam sehari. Ia tidur di atas karung dan memakai baju rombeng. Sekali dalam setahun ia baru membeli baju, itupun baju bekas. Merasa sayang untuk memakai penerangan, terkadang ia duduk di dalam kegelapan.
Ia sangat kuatir orang akan merampoknya, sehingga ia memasang perangkap di depan rumahnya serta menaruh penghalang agar rumahnya lebih aman. Jika keluar atau masuk rumah, ia tidak melalui pintu masuk, melainkan memanjat lewat atas dengan menggunakan tangga. Jika ia pergi, tangga itu akan di sembunyikan. Merasa tidak aman untuk menyimpan uang di dalam rumah, ia selalu mencari tempat yang sepi dan gelap untuk menyembunyikan uangnya. Kadang- kadang ia menyembunyikan uangnya di bawah tumpukan pupuk.
Pada tahun 1766, saudara perempuannya yang bertugas menjaga serta membersihkan rumahnya, jatuh sakit hingga sekarat. Tetapi ia menolak untuk memanggil dokter dengan berkata, " Mengapa aku harus memboroskan uangku untuk menghalangi kehendak yang di atas?. Jika memang waktunya sudah tiba, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan dia dari kematian."
Seperti Daniel Dancer, di dunia ini tidak sedikit orang yang memandang uang dan kekayaan sebagi sesuatu yang lebih berharga dari segalanya. Begitu berharganya kekayaan tersebut dalam penilaian sebagian orang, sehingga mereka merasa sayang untuk mengeluarkannya meskipun untuk hal yang sangat penting.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid- muridNya untuk tolong-menolong, peduli dan suka memberi. Tetapi di dalam kehidupan sehari- hari, banyak orang yang kikir, yang tangannya selalu tergenggam alias tidak mau memberi.
Memberi adalah tantangan terberat bagi orang kikir, karena ia berpikir dengan memberi, maka hartanya akan berkurang.Ini adalah prinsip yang sangat bertolak belakang dengan firman Tuhan.
Pkh 11:1 berbunyi, " Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu."
Sadarilah bahwa semua berkat yang kita dapatkan adalah pemberian Tuhan dan kita bertanggung jawab untuk mengelolanya sesuai kehendakNya. Jika berpatokan pada kebutuhan hidup yang kian hari kian bertambah, maka kita tidak akan pernah bisa memberi. Tetapi kita pasti bisa memberi jika kita memutuskan untuk melakukannya.
Di satu sisi kita memang harus belajar hidup hemat, tetapi hemat tidak sama dengan kikir. Orang yang hemat adalah dia yang bisa mengatur uangnya, sehingga memungkinkan untuk tetap menjadi berkat dengan memberi, meskipun ia tidak punya uang yang banyak.
BERHARGA TIDAKNYA KEHIDUPAN SESEORANG DAPAT DIUKUR DENGAN APA YANG IA KEJAR SELAMA DI DUNIA.
GOD BLEES..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar