Elizabeth adalah anak berusia empat tahun yang lahir dalam keluarga kaya raya. Ayahnya tidak menyukainya, karena ia terlahir sebagai perempuan, padahal ayahnya mengahrapkan seorang anak laki- laki. Ibunya meninggal ketika melahirkannya dan semua itu semakin menambah kebencian ayahnya terhadap Elizabeth.
Setiap hari ia hanya dirawat oleh seorang suster, sementara ayahnya tidak pernah memperdulikannya.
Ayahnya menyapanya hanya jika bangun pagi- pagi. Itupun hanyalah kata- kata singkat yang keluar dari mulut ayahnya, "Selamat pagi Elizabeth, jangan nakal."
Suatu malam ketika semua orang tertidur lelap, ayahnya mendengar suara- suara aneh dari ruang kerjanya di lantai bawah. Ia pun turun perlahan- lahan dan ketika membuka pintu kamar kerjanya, disana ia melihat Elizabeth, anaknya yang masih berusia empat tahun duduk di kursi kerjanya sambil menepuk- nepuk meja dengan keras. Malam itu ia bertanya kepada Elizabeth mengapa ia belum tidur juga. Untuk pertama kalinya ia mengucapkan kata- kata yang lain kepada anaknya, selain "Selamat pagi Elizabeth, jangan nakal."
Untuk pertama kalinya juga ia menggendong anaknya, membawanya keluar dan menunjukkan bulan serta bintang seraya berkata,"Lihat tuh, bulan bobo, bintang juga bobo, kamu juga harus bobo." Setelah itu ia membopong anaknya menuju kamarnya, membaringkannya, mencium pipi kiri dan kanan dan mengucapkan selamat malam.
Semua itu belum pernah dillakukannya sebelumnya. Hingga usia tujuh belas tahun Elizabeth selalu melakukan hal yang sama, bangun tengah malam, duduk di meja kerja ayahnya dan menepuk- nepuk meja, karena ia tahu, hal itu akan menarik perhatian ayahnya untuk memperhatikannya.
Hingga sekarang ini ada banyak anak- anak yang haus akan kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka. Penolakan, kebencian, pengalaman hidup yang pahit atau juga kesibukan, membuat sebagian orang tua tidak memberikan perhatian dan kasih sayang sebagaimana mestinya kepada anak- anak mereka.
Mungkin anak tidak dapat mengungkapkan kerinduan mereka akan hubungan yang manis dengan orang tua, namun mereka akan mewujudkannya dalam bentuk tingkah laku yang tidak lazim.
Jika anda adalah orang tua, bangunlah hubungan yang baik dengan anak- anak, luangkan waktu bersama mereka, nyatakan kasih dan perhatian bagi anak- anak. Mereka adalah harta berharga yang di percayakan oleh Tuhan untuk dikasihi, dididik, dan di besarkan. Sebagai orang tua, anda bertanggung jawab kepada Tuhan mengenai cara memperlakukan anak- anak anda.
KEHARMONISAN AKAN MEMBANGUN JEMBATAN
KETIDAKHARMONISAN AKAN MEMBANGUN TEMBOK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar