Pada sebuah keheningan aku melihat...
Sorot mata penuh penyerahan diri nan sempurna
Ada juga kulihat sekilas berganti
dengan sorot ketakutan yang sangat akan siksa
yang menjemput di depan.
Namun, hanya sekilas sorot ketakutan itu nampak
Selebihnya hanya penyerahan meraja
Kemudian aku saksikan...
Jerit kesakitan yang menyengat
ketika cambuk mendarat dikulit
dan kembali jeritan- jeritan yang terlontar
mengandung penyerahan yang mendalam
Lantas aku lihat....
Tetes demi tetes darah mulai mengalir
Di satu tempat..dua tempat..tiga tempat
dan akhirnya di sekujur tubuh.
Tetesan darah yang memilukan.
Dan lagi, penyerahan utuh mewarnai
merahnya darah.
Berikutnya aku dengar...
Erangan bergema dari atas kayu salib
sebagai tanda dari derita yang tak terkira
Penderitaan yang harus dipikul
oleh tubuh yang terpaku demi menganggung
apa yang tidak dilakukanNya
Tapi derita dilalui juga dengan penyerahan sejati.
Kembali aku mendengar....
Teriakan akhir, " BapaKu..BapaKu...mengapa Engkau
meninggalkan Aku? "
mengiringi kematianNya.
Kematian sebagai karya yang penuh kesakitan
tak terhingga.
Namun teriakan itu diikuti oleh penyerahan
tak tercela.
Begitulah...
PENYERAHAN TOTAL
Sebagai buah kasih sejati
Menjadi landasan
akan pengorbanan Sang Putera
Demi misi karya penyelamatan
Lalu...
Mengapa hati masih mengeras
Kepala menengadah arogan
Jiwa mencari pembenaran
Pikiran memburu pembelaan
Mengapa....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar