Saat ini perceraian bukan suatu hal yang tabu lagi di masyarakat. Sebagaimana orang yang berpacaran kemudian putus dianggap sebagai hal yang wajar, perceraian pun dianggap seperti itu.
Tidak ada lagi rasa malu atau sedih saat perceraian mengakhiri pernikahan mereka. Perceraian begitu mudah dilakukan, seperti membeli barang kemudian saat merasa bosan langsung dengan mudah dibuang.
Pertanyaan yang muncul saat ini adalah, mengapa perceraian sering terjadi?
" Kami sudah tidak cocok lagi", " Visi dan misi kami berbeda, jadi pernikahan ini harus diakhiri",
" Kami sudah tidak saling mencintai lagi", "Aku sudah tidak tahan lagi hidup dengan dia", Jawaban seperti ini sudah sering terdengar dari pasangan- pasangan yang bercerai. Mereka sudah tidak lagi menganggap pernikahan sebagai suatu hubungan yang sakral dan harus dipertahankan sampai maut memisahkan.
Ada sebuah nasehat yang mengatakan, " Jangan menikah saat anda sedang dimabuk cinta". Artinya, lebih baik kita tidak membuat keputusan untuk menikah disaat sedang mabuk cinta kepada pasangan.
Karena pada saat itu, seluruh pikiran kita hanya terfokus pada kelebihannya, sehingga kita menjadi sulit untuk membuka mata pada kekurangannya yang nanti akan menjadi masalah besar dalam hidup berumah tangga.
Banyak sekali orang yang setelah menikah baru menyadari bahwa keputusan mereka salah. Mereka seolah- olah baru bangun tidur atau tersadar dari hipnotis, kemudian baru menyadari bahwa pernikahan itu tidak boleh terjadi dengan alasan cinta semata.
Seseorang yang hendak menikah seharusnya sudah siap menerima bukan hanya suka, tetapi juga duka di dalam hidup pernikahan. Di dalam pernikahan bukan hanya ada kebahagiaan seperti yang diinginkan banyak orang, tetapi ada begitu banyak duka yang juga akan dialami.
Tuhan dengan tegas melarang perceraian, karena dengan berbuat demikian kita telah menodai arti yang sebenarnya dari sebuah pernikahan. Tidak ada perjalanan hidup dalam sebuah keluarga yang mulus dan lancar- lancar saja. Pertengkaran, perselisihan, perbedaan pendapat, dan masalah lainnya tidak dapat kita hindari, karena kita dan pasangan adalah dua individu yang berbeda, tetapi harus dapat menyatukan hati dan pikiran agar sejalan, pasti sangat sulit dan itu memerlukan waktu dan proses.
Tetapi semua itu dapat diatasi bukan dengan perceraian namun dengan hati yang tenang dan komunikasi yang baik, kita harus mau rendah hati dan menghilangkan ego dalam diri masing- masing, karena keegoisan hanya akan melahirkan masalah.
Milikilah pikiran yang dewasa dalam pimpinan Roh Kudus, maka pernikahanmu akan bahagia.
Tidak ada lagi rasa malu atau sedih saat perceraian mengakhiri pernikahan mereka. Perceraian begitu mudah dilakukan, seperti membeli barang kemudian saat merasa bosan langsung dengan mudah dibuang.
Pertanyaan yang muncul saat ini adalah, mengapa perceraian sering terjadi?
" Kami sudah tidak cocok lagi", " Visi dan misi kami berbeda, jadi pernikahan ini harus diakhiri",
" Kami sudah tidak saling mencintai lagi", "Aku sudah tidak tahan lagi hidup dengan dia", Jawaban seperti ini sudah sering terdengar dari pasangan- pasangan yang bercerai. Mereka sudah tidak lagi menganggap pernikahan sebagai suatu hubungan yang sakral dan harus dipertahankan sampai maut memisahkan.
Ada sebuah nasehat yang mengatakan, " Jangan menikah saat anda sedang dimabuk cinta". Artinya, lebih baik kita tidak membuat keputusan untuk menikah disaat sedang mabuk cinta kepada pasangan.
Karena pada saat itu, seluruh pikiran kita hanya terfokus pada kelebihannya, sehingga kita menjadi sulit untuk membuka mata pada kekurangannya yang nanti akan menjadi masalah besar dalam hidup berumah tangga.
Banyak sekali orang yang setelah menikah baru menyadari bahwa keputusan mereka salah. Mereka seolah- olah baru bangun tidur atau tersadar dari hipnotis, kemudian baru menyadari bahwa pernikahan itu tidak boleh terjadi dengan alasan cinta semata.
Seseorang yang hendak menikah seharusnya sudah siap menerima bukan hanya suka, tetapi juga duka di dalam hidup pernikahan. Di dalam pernikahan bukan hanya ada kebahagiaan seperti yang diinginkan banyak orang, tetapi ada begitu banyak duka yang juga akan dialami.
Tuhan dengan tegas melarang perceraian, karena dengan berbuat demikian kita telah menodai arti yang sebenarnya dari sebuah pernikahan. Tidak ada perjalanan hidup dalam sebuah keluarga yang mulus dan lancar- lancar saja. Pertengkaran, perselisihan, perbedaan pendapat, dan masalah lainnya tidak dapat kita hindari, karena kita dan pasangan adalah dua individu yang berbeda, tetapi harus dapat menyatukan hati dan pikiran agar sejalan, pasti sangat sulit dan itu memerlukan waktu dan proses.
Tetapi semua itu dapat diatasi bukan dengan perceraian namun dengan hati yang tenang dan komunikasi yang baik, kita harus mau rendah hati dan menghilangkan ego dalam diri masing- masing, karena keegoisan hanya akan melahirkan masalah.
Milikilah pikiran yang dewasa dalam pimpinan Roh Kudus, maka pernikahanmu akan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar