Kamis, 15 Januari 2015

YOU ARE NOT ALONE


Awal tahun ini, hati masyarakat dibuat terenyuh oleh foto karya Lora Scantling. Ia menampilkan tiga gadis mungil berkepala plontos dengan bandana bunga dan gaun berenda. Mereka saling memeluk mesra.

Berada di tengah, adalah Rheann Franklin, 6 tahun. Di sampingnya, ada Ainsley Peters, 4 tahun, dan Rylie Hughey, 3 tahun. Mereka tak saling mengenal, tapi terhubung oleh satu hal: kanker.

Rheann didiagnosis dengan mucoid spindle sarcoma, jenis paling jarang dari kanker otak, pada Oktober 2012. Ia menjalani lima kali operasi kanker otak, kemoterapi, juga radiasi.

Setahun sebelum fotonya diambil, dokter sudah nyaris putus asa. Keluarga Rheann diminta menyiapkan yang terburuk.

Ainsley, menderita leukemia lymphoblastic akut pada Agustus 2013. Ia pernah koma selama sekitar sepuluh hari, dan harus mendapatkan induksi medis. Dua tahun ia harus kemoterapi.

Sedang yang paling bungsu, Rylie, didiagnosis menderita kanker ginjal stadium lima. Ia juga harus kemoterapi, selain telah menjalani dua kali operasi. Namun, Rylie tetap aktif dan ceria.

Sebelum fotonya diambil, ketiga gadis itu tak saling mengenal. Namun mereka kini melekat satu sama lain, seperti sahabat lama. Padahal, entah apa mereka tahu kondisi masing-masing.

“Secara instan, mereka seperti tahu bahwa memiliki ikatan,” kata Lora.

       Ibunda Rheann, Valerie menyebut, ikatan itu juga menyatukan orangtua mereka. Bahkan mungkin itu akan berlangsung sampai ujung waktu. “Orangtua dengan anak kanker seperti korban bencana besar. Kami akan cenderung bersatu sebanyak mungkin,” ungkapnya.
                           
                   


   Sabtu lalu, mereka bereuni. Atmosfernya lebih ceria kali ini. Kepala-kepala plontos telah ditumbuhi rambut, dan ketiga bocah itu terus tersenyum bahagia. Mereka berhasil mengalahkan kankernya.

“Kali ini penuh harapan, kita tahu betapa gadis-gadis itu berdampak pada dunia. Mereka menegaskan, bahkan pejuang kecil pun bisa penuh kekuatan,” kata Andrea, ibunda Ainsley.

Valerie pun sepakat akan hal itu. Ia tahu betapa kisah putri kecilnya telah berbicara lantang pada dunia. Meski, ini juga disadarinya, Rheann sendiri belum paham akan hal itu.

“Dia dapat banyak surat dari seluruh dunia, tapi hanya memahaminya seperti anak umur 6 tahun. Ketika banyak orang menyapa dan memberi doa, ia hanya mengucap terima kasih,” kata Valerie.
         

Meski masa kecil mereka berbeda dengan anak-anak lain seusia mereka, senyum dan tawa tetap ada diwajah mereka, karena mereka ada untuk satu sama lain. Mereka berbagi suka dan duka, tawa dan tangis, kesenangan dan kesakitan. Merekapun saling menguatkan dan sama-sama berjuang untuk bertahan hidup.

Melalui foto-foto mereka, ada kabar baik yang ingin disampaikan, bahwa meski tubuh mereka sakit tetapi jiwa mereka kuat karena mereka tidak sendiri.

Manusia tidak di cipatakn untuk hidup terisolasi, karena manusia adalah mahkluk yang membutuhkan perhatian, arahan dan kasih sayang. Manusia tidak mampu menentang kodrat atas dirinya sebagai mahkluk sosial. Secara langsung ataupun tidak langsung, seseorang jelas membutuhkan orang lain didalam kehidupannya.

Jika hari ini beban yang kita rasakan begitu berat, sudah saatnya kita berbagi beban itu dengan orang lain, dengan sahabat yang kita percaya,tetapi jangan mengandalkan kekuatan manusia, sebab hanya Tuhanlah yang patut kita andalkan, Dialah tempat dimana kita bisa mencurahkan segala isi hati kita, karena di dalam Dia selalu ada jawaban. Amin




Sumber: Daily Mail dan Mansor



Tidak ada komentar:

Posting Komentar