Di Akhir zaman ini, kita lihat banyak sekali kejahatan- kejahatan yang dilakukan, bukan saja oleh para penjahat, mantan penjahat.. tetapi dari anak- anak kecil. para remaja, kaum ibu bahkan bapak- bapak banyak sekali kejahatan yang mereka lakukan, kejahatan dalam menghilangkan nyawa orang lain.
Inilah Akhir zaman, dimana kejahatan semakin merajalela,Firman Tuhan makin digenapi.
Wahyu 22 : 10- 11
22 : 10 " Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan- perketaan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.
22 : 11 Barangsiapa yang berbuat jahat biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!."
Pagi ini aku membaca sebuah berita pembunuhan sadis seorang gadis ramaja usia 19 tahun, Ade Sara Angelina Suroto. Dia dibunuh oleh sepasang kekasih yang notabene teman baik dan mantan pacarnya.
Sungguh tragis, seorang teman dan seorang mantan pacar yang dua- duanya adalah orang yang pernah dekat dan akrab dengan gadis ini, dengan begitu tega menghabisi nyawa sang teman hanya gara- gara perselisihan dan cemburu.
Di dalam sebuah mobil kedua kekasih ini mengeksekusi sang teman sampai tewas, dengan cara yang sadis sampai akhirnya mayat gadis ini mereka buang di pinggir jalan tol.
Yang menyentuh hati saat membaca kisah ini, adalah pengampunan tulus yang diucapkan oleh ibu Sara ( sang korban ), dia mengatakan, " Bagaimanapun saya kecewa, marah, tidak terima, tapi saya harus memaafkan pelaku. Dan saya telah memafkan mereka. Dengan begitu perasaan saya bisa sedikit lebih tenang, karena sebelumnya sakit sekali hati saya. Saya yakin mereka anak yang baik. Hanya, saat itu mereka tidak bisa menguasai sisi jahat dari diri mereka."
Sebuah pengampunan yang diberikan oleh seorang ibu yang sangat terluka karena telah kehilangan buah hatinya. Tapi kita harus meneladani sikap ibu Elisabeth ini,karena bagaimanapun sakit dan sedihnya dia, anaknya tak akan pernah bisa kembali lagi.Jika kita memposisikan diri ditempat Ibu Elisabeth dan suaminya, apakah kita akan memberikan maaf?. Ataukah kita akan membalas dendam?.
Mengampuni ditengah situasi yang sulit dan dengan perasaan yang sakitnya tidak dapat dilukiskan, bukanlah keputusan yang mudah. Namun hanya karena pertolongan Roh Kudus membuat kita dapat melakukannya.
Mengampuni adalah sebuah pilihan. Mengampuni mungkin akan terasa menyakitkan, mengingat semua kepahitan yang kita alami akibat perbuatan orang lain.
Akan tetapi, lebih menyakitkan lagi apabila kita tidak mengampuni. Firman Tuhan berkata, " Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Ketika kita tidak dapat mengampuni,maka setiap permohonan ampun yang kita naikkan di hadapan Bapa akan menjadi sia- sia.
Lepaskan pengampunan dan hiduplah dengan bebas tanpa beban dan sakit hati. Amin
Inilah Akhir zaman, dimana kejahatan semakin merajalela,Firman Tuhan makin digenapi.
Wahyu 22 : 10- 11
22 : 10 " Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan- perketaan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.
22 : 11 Barangsiapa yang berbuat jahat biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!."
Pagi ini aku membaca sebuah berita pembunuhan sadis seorang gadis ramaja usia 19 tahun, Ade Sara Angelina Suroto. Dia dibunuh oleh sepasang kekasih yang notabene teman baik dan mantan pacarnya.
Sungguh tragis, seorang teman dan seorang mantan pacar yang dua- duanya adalah orang yang pernah dekat dan akrab dengan gadis ini, dengan begitu tega menghabisi nyawa sang teman hanya gara- gara perselisihan dan cemburu.
Di dalam sebuah mobil kedua kekasih ini mengeksekusi sang teman sampai tewas, dengan cara yang sadis sampai akhirnya mayat gadis ini mereka buang di pinggir jalan tol.
Yang menyentuh hati saat membaca kisah ini, adalah pengampunan tulus yang diucapkan oleh ibu Sara ( sang korban ), dia mengatakan, " Bagaimanapun saya kecewa, marah, tidak terima, tapi saya harus memaafkan pelaku. Dan saya telah memafkan mereka. Dengan begitu perasaan saya bisa sedikit lebih tenang, karena sebelumnya sakit sekali hati saya. Saya yakin mereka anak yang baik. Hanya, saat itu mereka tidak bisa menguasai sisi jahat dari diri mereka."
Sebuah pengampunan yang diberikan oleh seorang ibu yang sangat terluka karena telah kehilangan buah hatinya. Tapi kita harus meneladani sikap ibu Elisabeth ini,karena bagaimanapun sakit dan sedihnya dia, anaknya tak akan pernah bisa kembali lagi.Jika kita memposisikan diri ditempat Ibu Elisabeth dan suaminya, apakah kita akan memberikan maaf?. Ataukah kita akan membalas dendam?.
Mengampuni ditengah situasi yang sulit dan dengan perasaan yang sakitnya tidak dapat dilukiskan, bukanlah keputusan yang mudah. Namun hanya karena pertolongan Roh Kudus membuat kita dapat melakukannya.
Mengampuni adalah sebuah pilihan. Mengampuni mungkin akan terasa menyakitkan, mengingat semua kepahitan yang kita alami akibat perbuatan orang lain.
Akan tetapi, lebih menyakitkan lagi apabila kita tidak mengampuni. Firman Tuhan berkata, " Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Ketika kita tidak dapat mengampuni,maka setiap permohonan ampun yang kita naikkan di hadapan Bapa akan menjadi sia- sia.
Lepaskan pengampunan dan hiduplah dengan bebas tanpa beban dan sakit hati. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar