Rabu, 09 April 2014

MENJADI HAMBA YANG SIAP MENANTI TUANNYA DATANG

“Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” Lukas 12:42, 43.

Kesaksian tentang orang yang mengalami pengalaman ilahi dibawa ke surga ataupun ke neraka, telah terjadi di berbagai belahan bumi dan bukan hanya mengalami satu dua kali peristiwa. Salah seorang yang sangat dikenal dari Korea pernah 16 kali mengalami peristiwa itu. Beberapa di antara mereka telah menulis pengalamannya menjadi buku, yang lain kesaksiannya dimuat di media Youtube. Semua itu adalah tanda yang sangat kuat, bahwa Raja segala raja segera datang kembali. Jangan lalai, jangan terlena saudara, waktu kita ini singkat. Tuhan Yesus Raja Kemuliaan yang sudah berjanji untuk datang kembali dan memerintah di bumi selama 1000 tahun segera mewujudkan penggenapan janjiNya.
    

 Kita berada di dalam masa melihat penggenapan nubuatan akhir. Karena itu kita harus fokus kepada Tuhan, dan menjadi hamba yang setia melakukan apa yang ditugaskan oleh Tuan segala tuan. Saat Dia datang dalam kemuliaanNya, kiranya kita didapati sebagai hamba yang setia menyelesaikan setiap kepercayaan yang telah  diembankanNya. Tuhan Yesus segera datang kembali di bumi….! Pastikan persiapan yang anda lakukan memadai.
Kita ada di dalam kurun waktu yang singkat untuk diubahkan menjadi umat yang siap dan layak berhadapan muka dengan  Raja Kemuliaan. Tuhan mencari umat  yang tidak bercacat cela, hidup suci, kudus, dan tinggal dalam hadiratNya selalu. Dengan  kesadaran akan waktu yang sangat singkat ini, fokus pandanggan mata kita harus terarah ke depan, memiliki hati yang murni dan mata yang benar dalam  meresponi nubuatan akan kedatanganNya yang kedua kali sebagai Raja segala raja, yang akan memerintah atas seluruh bumi.
   
Ketika kelak di hari-hari terakhir Tuhan Yesus sebagai Raja meminta pertanggung-jawaban dari kita hamba-hambaNya, maka yang kita harapkan adalah menerima pujian : “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; …..” (Matius 35: 21). Tuhan mencari hamba yang benar dan setia. Hidup dalam kebenaran dan setia melakukan dengan segenap hati apa yang menjadi tanggung-jawabnya.
Untuk menjadi hamba yang setia, maka kita harus mulai dengan hal yang paling dasar, yaitu setia mencari wajahNya sebagai yang terutama. Hidup dalam hadiratNya dan mengandalkan kasih setiaNya sebagai sumber kemampuan dalam melakukan apa yang menjadi kewajiban kita. Semua ini adalah perkara yang menyenangkan hatiNya. Terus bertekun di dalamnya, dan Tuhan akan membawa kepada perkara yang lebih dalam di next level.
Kita perlu belajar dari teladan Daud dalam kesetiaan. Daud adalah contoh seorang yang setia dengan tanggung-jawab yang Tuhan percayakan atasnya. Dia mendapat pujian  sebagai orang yang berkenan kepada Tuhan, sebagai orang yang menyelesaikan mandat Tuhan bagi generasinya:
“Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, ….” Kisah Rasul 13: 36.
   

Kita patut bercermin dari pola hidupnya. Daud adalah contoh orang yang mencari Tuhan, dan mengalami perbuatan tanganNya yang membawa dari kemenangan kepada kemenangan yang lebih besar.
Perhatikan kerinduan Daud dalam Mazmur 63: 1-9

1.    Mazmur Daud, ketika ia di padang gurun Yehuda.
2.    Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
3.    Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
4.    Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
5.    Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
6.    Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
7.    Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, --
8.    sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
9.    Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.

Apa yang kita lihat dari teladan Daud adalah:
  • Dia datang kepada Tuhan dengan kerinduan hati seperti tanah kering yang  haus merindukan air (ayat 2). Hati seperti ini harus selalu kita rawat dengan baik. Kita telaten menguji hati dan penuh introspeksi diri.
  • Dia mengarahkan fokus pandangannya memperhatikan kemuliaan dan kekuatan perbuatan tanganNya atas hidupnya (ayat 3). Kemuliaan Tuhan menjadi keinginan, lebih dari uang, jabatan, kemewahan dan kesengan hiburan dunia.
  • Dia mengenal dan bersandar senantiasa mengandalkan kasih setia Tuhan (ayat 4).
  • Dia selalu melihat dan selalu mengingat kepada apa yang Tuhan sudah perbuat dalam hidupNya  (ayat 7-8).
  • Dia terus melekat kepada Tuhan, dan mengalami karaya Illahi, tangan Tuhan yang perkasa. Dari kemenangan kepada kemenangan yang lebih besar (ayat 9).
Dengan sederhana, ketika kita konsisten setiap hari membangun gaya hidup :
  • hidup yang selalu melekat kepadaNya
  • mengandalkan kasih setiaNya
  • mempercayai perbuatan tanganNya atas setiap situasi dan semua yang kita lakukan bagiNya,
maka kita akan sangggup menyelesaikan semua tanggung-jawab yang Tuhan percayakan, dan menjadi hamba yang setia dan benar setiap hari di hadapanNya. Dengan demikian, setiap hari kita melakukan persiapan yang benar bagi menyambut kedatanganNya yang kedua kali. Saat Tuhan Yesus datang pada waktu yang tidak terduga, kita didapati setia dan berkenan sebagai hamba yang menyelesaikan dengan baik apa yang diperintahkanNya.
Amin.
 Khotbah Pdt.Dr.Ir Niko Nyotorahardjo
di poskan Elly Kurnilasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar