“Jawab Tuhan:
“Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan
diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk
memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu
datang.” Lukas 12:42, 43.
Kesaksian tentang orang
yang mengalami pengalaman ilahi dibawa ke surga ataupun ke neraka,
telah terjadi di berbagai belahan bumi dan bukan hanya mengalami satu
dua kali peristiwa. Salah seorang yang sangat dikenal dari Korea pernah
16 kali mengalami peristiwa itu. Beberapa di antara mereka telah menulis
pengalamannya menjadi buku, yang lain kesaksiannya dimuat di media
Youtube. Semua itu adalah tanda yang sangat kuat, bahwa Raja segala raja
segera datang kembali. Jangan lalai, jangan terlena saudara, waktu kita
ini singkat. Tuhan Yesus Raja Kemuliaan yang sudah berjanji untuk
datang kembali dan memerintah di bumi selama 1000 tahun segera
mewujudkan penggenapan janjiNya.
Kita berada di dalam masa melihat
penggenapan nubuatan akhir. Karena itu kita harus fokus kepada Tuhan,
dan menjadi hamba yang setia melakukan apa yang ditugaskan oleh Tuan
segala tuan. Saat Dia datang dalam kemuliaanNya, kiranya kita didapati
sebagai hamba yang setia menyelesaikan setiap kepercayaan yang telah
diembankanNya. Tuhan Yesus segera datang kembali di bumi….! Pastikan
persiapan yang anda lakukan memadai.
Kita ada di dalam kurun
waktu yang singkat untuk diubahkan menjadi umat yang siap dan layak
berhadapan muka dengan Raja Kemuliaan. Tuhan mencari umat yang tidak
bercacat cela, hidup suci, kudus, dan tinggal dalam hadiratNya selalu.
Dengan kesadaran akan waktu yang sangat singkat ini, fokus pandanggan
mata kita harus terarah ke depan, memiliki hati yang murni dan mata yang
benar dalam meresponi nubuatan akan kedatanganNya yang kedua kali sebagai Raja segala raja, yang akan memerintah atas seluruh bumi.
Ketika kelak di hari-hari
terakhir Tuhan Yesus sebagai Raja meminta pertanggung-jawaban dari kita
hamba-hambaNya, maka yang kita harapkan adalah menerima pujian : “Baik
sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; …..” (Matius
35: 21). Tuhan mencari hamba yang benar dan setia. Hidup
dalam kebenaran dan setia melakukan dengan segenap hati apa yang menjadi
tanggung-jawabnya.
Untuk menjadi hamba yang setia, maka kita harus mulai dengan hal yang paling dasar, yaitu setia mencari wajahNya sebagai yang terutama. Hidup dalam hadiratNya
dan mengandalkan kasih setiaNya sebagai sumber kemampuan dalam
melakukan apa yang menjadi kewajiban kita. Semua ini adalah perkara yang
menyenangkan hatiNya. Terus bertekun di dalamnya, dan Tuhan akan
membawa kepada perkara yang lebih dalam di next level.
Kita perlu belajar dari
teladan Daud dalam kesetiaan. Daud adalah contoh seorang yang setia
dengan tanggung-jawab yang Tuhan percayakan atasnya. Dia mendapat
pujian sebagai orang yang berkenan kepada Tuhan, sebagai orang yang
menyelesaikan mandat Tuhan bagi generasinya:
“Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, ….” Kisah Rasul 13: 36.
Kita patut bercermin dari
pola hidupnya. Daud adalah contoh orang yang mencari Tuhan, dan
mengalami perbuatan tanganNya yang membawa dari kemenangan kepada
kemenangan yang lebih besar.
Perhatikan kerinduan Daud dalam Mazmur 63: 1-9
1. Mazmur Daud, ketika ia di padang gurun Yehuda.
2. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
3. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
4. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
5. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
6. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
7. Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, --
8. sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
9. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
2. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
3. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
4. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
5. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
6. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
7. Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, --
8. sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
9. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
Apa yang kita lihat dari teladan Daud adalah:
- Dia datang kepada Tuhan dengan kerinduan hati seperti tanah kering yang haus merindukan air (ayat 2). Hati seperti ini harus selalu kita rawat dengan baik. Kita telaten menguji hati dan penuh introspeksi diri.
- Dia mengarahkan fokus pandangannya memperhatikan kemuliaan dan kekuatan perbuatan tanganNya atas hidupnya (ayat 3). Kemuliaan Tuhan menjadi keinginan, lebih dari uang, jabatan, kemewahan dan kesengan hiburan dunia.
- Dia mengenal dan bersandar senantiasa mengandalkan kasih setia Tuhan (ayat 4).
- Dia selalu melihat dan selalu mengingat kepada apa yang Tuhan sudah perbuat dalam hidupNya (ayat 7-8).
- Dia terus melekat kepada Tuhan, dan mengalami karaya Illahi, tangan Tuhan yang perkasa. Dari kemenangan kepada kemenangan yang lebih besar (ayat 9).
Dengan sederhana, ketika kita konsisten setiap hari membangun gaya hidup :
- hidup yang selalu melekat kepadaNya
- mengandalkan kasih setiaNya
- mempercayai perbuatan tanganNya atas setiap situasi dan semua yang kita lakukan bagiNya,
maka kita akan sangggup menyelesaikan
semua tanggung-jawab yang Tuhan percayakan, dan menjadi hamba yang setia
dan benar setiap hari di hadapanNya. Dengan demikian, setiap hari kita
melakukan persiapan yang benar bagi menyambut kedatanganNya yang kedua
kali. Saat Tuhan Yesus datang pada waktu yang tidak terduga, kita
didapati setia dan berkenan sebagai hamba yang menyelesaikan dengan baik
apa yang diperintahkanNya.
Amin.
Khotbah Pdt.Dr.Ir Niko Nyotorahardjo
di poskan Elly Kurnilasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar