Menikah adalah impian setiap orang. Apalagi kalau itu bisa terjadi tepat sesuai dengan rencana yang kita buat. Kita segera menemukan pasangan hidup terbaik kita, kemudian meresmikan hubungan itu ke dalam pernikahan yang kudus.
Alangkah indahnya bila itu terjadi. Mimpi kita untuk menikah dengan pasangan hidup dan menjalani hidup sampai akhir hayat kita dengan orang yang kita cintai menjadi kenyataan.
Itu adalah hal yang sangat luar biasa.
Setelah itu impian yang berikutnya adalah segera mendapatkan keturunan. Diawal- awal pernikahan, ketika harapan mereka untuk mendapatkan keturunan belum juga terjadi, rumah tangga itu masih bisa aman. Ketika usia terus bertambah, namun tidak juga mendapat keturunan, mereka pun mulai berpikir bahwa pernikahan mereka telah gagal.
Sebagian orang akan memakai hal ini sebagai alasan untuk menikah lagi untuk kedua kalinya. Inilah potret kehidupan yang terjadi hari- hari ini, dan itu juga banyak terjadi didalam pernikahan anak- anak Tuhan. Orang menikah mengatasnamakan cinta dan meminta restu dihadapan Tuhan, tetapi hanya gara- gara belum juga mempunyai keturunan, mereka kecewa kepada pasangannya dan memutuskan untuk berpisah.
Pernikahan bukanlah peternakan anak, sekalipun memang wajar jika kita berharap akan lahirnya anak- anak dari pernikahan kita. Namun, tujuan utama sebuah pernikahan bukanlah untuk mempunyai anak.
Sebuah pernikahan, dimana Tuhan punya tujuan yang jauh lebih penting dari pada sekedar memiliki keturunan. Tujuan Tuhan menciptakan pasangan buat manusia, yaitu sebagai penolong.
Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam, menunjukkan sebuah hubungan erat, bahwa istri adalah bagian hidup suami, bukan sekedar alat pemuas nafsu dan pabrik pembuat anak.
Tuhan melengkapi kita dengan seorang pasangan agar kita bisa saling melengkapi, saling menyempurnakan dan saling menolong. hubungan itu kelak bisa menjadi kesaksian yang memuliakan nama Tuhan. Ingat janji pernikahan yang pernah kita ucapkan, itu tujuan pernikahan yang sebenarnya, jadi bukan sekedar untuk memperoleh keturunan.
Sesungguhnya, anak adalah anugrah dan pemberian Tuhan. Jangan tawar hati jika sampai saat ini kita masih belum dikaruniai seorang anak. Biarlah itu terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan, Sang Pemberi. Yang penting adalah kita menyadari pernikahan sebagai tempat dimana kita bisa bersama dengan pasangan memuliakan nama Tuhan, dan bersama- sama seiring sejalan melakukan kehendak Tuhan atas hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar